PEMERATAAN KELAS INKLUSI UNTUK SEKOLAH-SEKOLAH DI INDONESIA, MUNGKINKAH?


Susah dipercaya, anak-anak dengan label berkebutuhan khusus (special needs) sudah banyak sekarang ini. Yang dulu jarang ditemui. Mungkin karena faktor makanan yang dikonsumsi atau karena hal lain yang  sifatnya medis atau psikologis? Saya tidak membahas akan faktor penyebabnya. Tapi saya akan membahas sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas untuk mereka. Salah satunya yaitu kelas inklusi. Di mana anak-anak yang katanya “normal” dan tidak perlu perlakuan khusus disatukan dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs) dalam satu kelas dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Saya pernah mengajar di salah satu sekolah yang mempunyai fasilitas kelas seperti itu. Menurut kepala sekolahnya, kelas seperti ini menguntungkan bagi anak-anak yang “normal” dan anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs). Bagi anak-anak yang “normal”, kelas seperti ini membuatnya memiliki pengalaman berempati terhadap sesama manusia lain yang mempunyai keterbatasan. Sedangkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs), kelas seperti ini membuat mereka menjadi terbantu dalam hal belajar dan percepatan untuk mengejar ketertinggalannya. Dan di kelas seperti ini, biasanya memiliki minimal 2 guru, ketika satu guru sedang mengajar, maka guru yang lainnya berfungsi sebagai guru bayangan yang mendampingi satu persatu murid yang masih tertinggal proses belajarnya.

Pertanyaannya, seberapa banyakkah kelas-kelas inklusi di Indonesia? Apakah hanya ada di kota-kota besar? Sekolah-sekolah di kota besar pun belum tentu menerapkan kelas-kelas seperti ini.
Apakah kesadaran bahwa “pendidikan untuk semua” itu belum semua sekolah menyadarinya? Juga mengingat bahwa untuk menyediakan kelas-kelas seperti ini membutuhkan biaya yang lebih besar. Dengan data yang menyatakan bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs) di Indonesia bisa mencapai 4,2 juta jiwa. Angka yang begitu besarnya. Dengan anggaran pendidikan yang disediakan oleh pemerintah, mungkinkah pemerataan kelas-kelas inklusi bisa sampai ke daerah-daerah di Indonesia? Semoga bisa dan mampu.


Mengingat dari sisi kemanusiaan, kita harus prihatin akan kondisi anak-anak seperti itu. Apalagi mendengar bahwa anak dari teman-teman saya juga ada yang berkebutuhan khusus (special needs). Kasihan mendengarnya. Belum lagi mendengar, perlakuan diskriminatif yang dialami mereka di media-media sosial.     

CMIIW
Semoga Bermanfaat

iklan atas artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel